Sunday, November 1

Siapakah gerangan Khulafa yang sebenar?


Di dalam meneliti hadith "Kamu harus berpegang teguh kepada sunahku dan sunah para Khulafa` Rasyidin .." dan hadis ".. Kitab Allah dan sunahku.. " dengan muktamad, ia tidak bermakna bahawa mereka itulah yang tergolong di dalam golongan yang satu-satunya benar seperti mana dakwaan Ahl Sunnah. Hakikat yang mereka tidak pernah sedari, hadith itu adalah mejelaskan dan menyokong tentang mazhab Ahl Bait. Hadis pertama yang berbunyi, "Kamu harus berpegang teguh kepada sunahku dan sunah para Khulafa` Rasyidin al-mahdiyyin sepeninggalku."

 

Khalifah dan Imam Ahlul Bait

Perkataan "khulafa" di dalam hadis ini tidaklah dikhususkan untuk satu golongan tertentu, dan penafsiran kalangan Ahl Sunnah bahwa para khalifah itu adalah para khalifah yang empat ( Abu Bakar. Umar, Uthman dan Ali as) adalah satu penakwilan yang tanpa sebarang nas atau dalil yang kukuh. Ini kerana, maksud  yang dikemukakan lebih luas dari dakwaan, bahkan bukti-bukti telah mengatakan sebaliknya. Iaitu yang dimaksudkan dengan para khulafa rasyidin ialah para Imam 12 dari Ahlul Bait as. Hal ini jelas berdasarkan riwayat-riwayat yang terdapat di dalam hadith mengenai seramai 12 orang pemimpin dari bangsa Quraish yang akan menggantikan Rasulullah SAWAA. Bukhari sendiri meriwayatkan hadith ini di dalam Sahihnya itu.


Al-Qanduzi al-Hanafi telah meriwayatkan di dalam kitabnya Yanabi' al-Mawaddah, "Yahya bin Hasan telah menyebutkan di dalam kitab al-'Umdah melalui dua puluh jalan bahwa para khalifah sepeninggal Rasulullah SAWA itu berjumlah dua belas orang khalifah, dan seluruhnya dari bangsa Quraisy. Dan begitu juga di dalam Sahih Bukhari melalui tiga jalan periwayatan, di dalam Sahih Muslim melalui sembilan jalan periwayatan, di dalam Sunan Abu Dawud melalui tiga periwayatan, di dalam Sunan Turmudzi melalui satu jalan periwayatan, dan di dalam al-Hamidi melalui tiga jalan periwayatan. Di dalam Sahih Bukhari berasal dari Jabir yang mengatakan, "Rasulullah SAWA telah bersabda, 'Akan muncul sepeninggalku dua belas orang amir', kemudian Rasulullah SAWA mengatakan sesuatu yang saya tidak mendengarnya. Lalu saya menanyakannya kepada ayah saya, 'Apa yang telah dikatakannya?' Ayah saya menjawab, 'Semuanya dari bangsa Quraisy.'"


Adapun di dalam Sahih Muslim berasal dari 'Amir bin Sa'ad yang berkata, "Saya menulis surat kepada Ibnu Samrah, 'Beritahukan kepada saya sesuatu yang telah anda dengar dari Rasulullah SAWA.' Lalu Ibnu Samrah menulis kepada saya, 'Saya mendengar Rasulullah SAWA bersabda pada hari Jumaat pada ketika peristiwa perejaman  ke atas al-Aslami, 'Agama ini akan tetap tegak berdiri hingga datangnya hari kiamat dan munculnya dua belas orang khalifah yang kesemuanya berasal dari bangsa Quraisy." [1] Timbul persoalan di sini, adakah kesemua pengganti Rasulullah itu berasal dari Quraisy seperti Muawiyah, Yazid, Makmun dan yang lain? Jika tidak, ini bermakna jelas mereka itu bukanlah seperti mana yang dinyatakan oleh Baginda SAWA sebagai penegak agama yang sebenar.


Maka hujah dengan hadis "Kamu harus berpegang teguh kepada sunahku dan sunah para Khulafa` Rasyidin.." dengan mengaitkannya kepada para khalifah yang empat adalah menyimpang sama sekali.Kesemua riwayat yang mutawatir yang mencapai dua puluh jalan periwayatan, yang kesemuanya dengan jelas mengatakan khalifah itu ada dua belas orang; dan kita tidak akan menemukan penafsiran bagi riwayat-riwayat ini pada dunia nyata kecuali pada para Imam mazhab Ahlul Bait AS yang dua belas.


Dan Syi'ah adalah satu-satunya kelompok yang merupakan personifikasi dari makna hadis-hadis ini, dikarenakan penerimaan mereka kepada kepemimpinan Imam Ali as, kemudian Imam Hasan dan Imam Husain, dan setelah itu sembilan orang Imam dari keturunan Imam Husain, sehingga jumlah mereka seluruhnya berjumlah dua belas orang Imam. Jika Ahl Sunnah ingin menyusun para Khulafa’ mereka, siapakah yang benar-benar layak untuk mereka pilih untuk dikatogerikan di dalam baki Khulafa’ seramai lapan orang lagi? Mungkin Umar Abd Aziz boleh termasuk disebabkan keadilannya lalu di mana pula yang lain?

 

Perkataan "Quraisy" yang terdapat di dalam riwayat-riwayat ini adalah bersifat mutlak dan tidak dibatasi, namun dengan riwayat-riwayat dan petunjuk-petunjuk yang lain menjadi jelas bahwa yang dimaksud adalah Ahlul Bait. Dan itu disebabkan adanya banyak riwayat yang menunjukkan kepada kepemimpinan Ahlul Bait.


Pada kesempatan ini cukuplah dengan riwayat yang berbunyi, "Aku tinggalkan padamu sesuatu yang jika kamu berpegang teguh kepadanya niscaya kamu tidak akan tersesat sepeninggalku, yaitu Kitab Allah dan 'ltrah Ahlul Baitku."[2] Agama ini akan tetap tegak berdiri dengan kepemimpinan dua belas orang khalifah, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh riwayat-riwayat sebelumnya. Pada saat yang sama terdapat riwayat-riwayat yang menekankan keseiringan Ahlul Bait dengan Kitab Allah. Ini merupakan sebaik-baiknya dalil yang menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan "dua belas orang khalifah" itu adalah para Imam dari kalangan Ahlul Bait.


Adapun ungkapan "semuanya berasal dari Quraisy" itu tidak lain merupakan pemalsuan di dalam hadis. Ungkapan ini mereka letakkan supaya petunjuk yang jelas akan wajibnya mengikuti Ahlul Bait menjadi kabur. Karena sesungguhnya ungkapan yang benar ialah "semuanya berasal dari Bani Hasyim", namun tangan-tangan jahat senantiasa mencari keutamaan-keutamaan Ahlul Bait, untuk kemudian mereka sembunyikan semampu mereka, atau mengganti dan merubah sesuatu dari mereka yang dapat diselewengkan. [3]


Riwayat ini merupakan salah satu ‘mangsa’ daripada penyelewengan. Namun, Allah SWT menampakkan cahaya-Nya. Al-Qanduzi al-Hanafi sendiri telah menukilnya di dalam kitabnya Yanabi' al-Mawaddah. Pada mawaddah kesepuluh dari kitab Mawaddah al-Qurba, bagi Sayyid Ali al-Hamadani - semoga Allah SWT mensucikan jalannya dan mencurahkan keberkahannya kepada kita - disebut-kan, "Dari Abdul Malik bin 'Umair, dari Jabir bin Samrah yang ber-kata, 'Saya pernah bersama ayah saya berada di sisi Rasulullah SAWA, dan ketika itu Rasulullah SAWA bersabda, 'Sepeninggalku akan ada dua belas orang khalifah.' Kemudian Rasulullah SAWA menyamarkan suaranya. Lalu saya bertanya kepada ayah saya, 'Perkataan apa yang disamarkan olehnya?' Ayah saya menjawab, 'Rasulullah SAWA berkata, 'Semua berasal dari Bani Hasyim." [4]


Bahkan Al-Qanduzi meriwayatkan banyak hadis lain yang lebih jelas dari hadis-hadis di atas. Al-Qanduzi telah meriwayat dari 'Abayah bin Rab'i, dari Jabir yang mengatakan, "Rasulullah SAWA telah bersabda, 'Saya adalah penghulu para nabi dan Ali adalah penghulu para washi, dan sesungguhnya para washi sepeninggalku berjumlah dua belas orang. Yang pertama dari mereka adalah Ali, dan yang terakhir dari mereka adalah al-Qa'im al-Mahdi."' [5]


Setelah menyebutkan hadis-hadis ini, Al-Qanduzi al-Hanafi tidak menemukan apa-apa selain harus mengakui dan mengatakan, "Sesungguhnya hadis-hadis yang menunjukkan bahwa para khalifah sesudah Rasulullah SAWA sebanyak dua belas orang khalifah, telah banyak dikenal dari banyak jalan periwayatan , dan dengan penjelasan zaman dan pengenalan alam dan tempat dapat diketahui bahwa yang dimaksud oleh Rasulullah SAWA dari hadis ini ialah para Imam dua belas dari Ahlul Bait Rasulullah SAWA. Karena tidak mungkin kita dapat mengaitkannya pada penguasa Bani Umayyah, dikarenakan jumlah mereka yang lebih dari dua belas orang dan dikarenakan kezaliman mereka yang amat keji, kecuali Umar bin Abdul Aziz, dan dikarenakan mereka bukan dari Bani Hasyim.


Sabda Rasulullah SAWA, 'Seluruhnya dari Bani Hasyim', di dalam riwayat Abdul Malik, dari Jabir. Dan begitu juga penyamaran suara yang dilakukan oleh Rasulullah SAWA di dalam perkataan ini, memperkuat riwayat ini. Dikarenakan mereka tidak menyambut baik kekhilafahan Bani Hasyim. Kita juga tidak sesuai jika mereka adalah penguasa raja-raja Bani 'Abbas, disebabkan jumlah mereka yang lebih banyak dibandingkan jumlah yang disebutkan, dan juga dikarenakan mereka kurang menjaga ayat "Katakanlah, 'Aku tidak meminta upah apapun kepadamu atas risalah yang aku sampaikan kecuali kecintaan kepada keluargaku'" dan hadis Kisa`.


Realitinya hadis ini adalah ditujukan kepada para Imam dua belas dari Ahlul Bait Rasulullah SAWA. Karena mereka adalah manusia yang paling berilmu pada jamannya, paling mulia, paling warak, paling bertakwa, paling tinggi dari sisi nasab, paling utama dari sisi kedudukan dan paling mulia di sisi Allah SWT. Ilmu mereka berasal dari bapa-bapa mereka, dan terus bersambung kepada datuk mereka Rasulullah SAWA.[6] Maka maksud hadis "Kamu harus berpegang teguh pada sunahku dan sunah para Khulafa` Rasyidin yang mendapat petunjuk sepeninggalku" adalah kepada para Imam Ahlul Bait jauh lebih dekat dibandingkan mengaitkannya kepada para khalifah yang empat. Karena sudah jelas bahwa para khalifah sepeninggal Rasulullah SAWA itu berjumlah dua belas orang khalifah, yang kesemuanya berasal dari Bani Hasyim.

 

Ahlul Bait, jalan untuk berpegang kepada al-Kitab dan Sunnah.

Adapun hadis "Aku tinggalkan padamu sesuatu yang jika kamu berpegang teguh kepadanya niscaya kamu tidak akan sesat selama-lamanya sepeninggalku, yaitu Kitab Allah dan sunahku" tidak bertentangan dengan hadis "Kitab Allah dan 'ltrah Ahlul Baitku". Dua perkara baru boleh dikatakan ta'arud (bertentangan) manakala pertentangan yang terjadi di antara keduanya sedemikian rupa sehingga mustahil untuk dapat dipertemukan. Padahal kedua hadis di atas dapat diper-temukan dan sama sekali tidak ada pertentangan di antara keduanya. Ibnu Hajar al-Juhdhi telah menyakinkan kita tentang mungkinnya menggabungkan kedua hadis di atas.


Dia menyebutkan di dalam kitab ash-Shawa'iq-nya, "Rasulullah SAWA bersabda di dalam hadisnya, 'Sesungguhnya aku meninggalkan padamu dua perkara yang jika kamu mengikuti keduanya niscaya kamu tidak akan tersesat. Yaitu Kitab Allah dan Ahlul Baitku. Thabrani menambahkan tentang Ahlul Bait, “Janganlah kamu mendahului mereka nanti kamu binasa, janganlah kamu tertinggal dari mereka nanti kamu celaka, dan janganlah kamu mengajari mereka karena sesungguhnya mereka lebih tahu dari kamu.” Pada sebuah riwayat disebutkan bahwa 'Kitab Allah dan sunahku' merupakan maksud dari hadis-hadis yang hanya dibatasi pada Kitab Allah, karena sunnah merupakan penjelas bagi Kitab Allah, sehingga penyebutan Kitab Allah saja sudah mencukupi. Dan hakikatnya adalah, hadith itu menyuruh kepada berpegang teguh kepada Kitab Allah, sunah-sunnah dan manusia-manusia yang mengetahui keduanya hanyalah dari kalangan Ahlul Bait. Dari keterangan hadis-hadis di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ketiga perkara tersebut akan tetap ada hingga hari kiamat." [7]


Dengan ungkapan yang lebih teliti, sesungguhnya apa yang dikatakan oleh Ibnu Hajar tersebut ingin mengatakan bahwa peritah berpegang teguh kepada sunah tidak dapat dilakukan kecuali melalui jalan para pemeliharanya, yaitu Ahlul Bait. Karena Ahlul Bait pasti lebih tahu dengan apa yang ada di dalam rumah. Sebagaimana yang telah ditetapkan oleh riwayat-riwayat dan telah disaksikan oleh sejarah. Sehingga dengan demikian, sesungguhnya anjuran yang berasal dari Rasulullah SAWA telah jatuh pada berpegang teguh kepada Kitab Allah dan Ahlul Bait; dan berpegang teguh kepada sunah sudah merupakan kewajiban dari berpegang teguh kepada Ahlul Bait.•

 

Footenote :

 

[1]. Yanabi’ al-Mawaddah, al-Qanduzi al-Hanafi, hal. 104, terbitan Yayasan a; A’lami, Beirut-Lebanon.

 [2].   Sesungguhnya Ali as adalah Imam pertama dari para Imam Duabelas. Disini, yang menjadi pembahasan penulis ialah siapakah yang dimaksud dengan dua belas orang khalifah itu.  Apakah khalifah yang empat atau Imam Ahlul Bait yang duabelas.

[3].    Silahkan rujuk bab penyelewengan yang dilakukan oleh para muhaddis terhadap hadis.

[4].    Yanabi’ al-Mawaddah, al-Qanduzi al-Hanafi, hal. 104.

[5].    Ibid, hal. 105.

[6].    Ibid, hal. 106.

[7].    Ash-Shawa’iq al-Muhriqah, hal. 150.

 

 

No comments:

Post a Comment