Friday, April 23

Fatwa Bodoh


Seorang ekstrimis salafi menghantar mesej kepada seorang sahabat ana :

'Allamah al-fahisyah Abu as-Sa'ud berfatwa: Berperang dengan golongan Syiah adalah satu jihad besar. Orang-orang kita yang mati kerana berperang dengan mereka adalah syahid." (Dinukilkan oleh 'Allamah Ibn asy syami di dalam Tanbihu Al-Wulati Wa Al-Hukkam 'Ala Ahkami Syatimi Khairi Al-Anam Au Ahadi Ashabihi Al-Kiram.)

Inilah penyebabnya pertumpahan darah dinegara2 umat Islam khususnya di Iraq, Pakistan dan di negara-negara umat Islam yang mempunyai penganut Muslim Syi'ah. Alangkah kejinya fatwa ini. Musuh-musuh umat yang wajib diperangi tidak dipedulikan namun mereka menyasarkan kepada mereka yang bertauhid kepada Allah SWT dan bernabikan Muhammaad SAWA. Moga laknat Allah kepada golongan penumpah darah seperti ini. Mereka tidak ubah seperti Hajjaj al-Tsaqafi dan Yazid laknatullah alaihima yang menjadi orang kuat di dalam membasmi golongan Syi'ah Ali dari muka bumi ini.


Monday, April 19

Eid Shumo Mubarak






Bersempena dengan ulang tahun kelahiran Puteri Suci Adinda Hasanain Alaihimussalam, Serikadi Karbala Sayyidah Zainab Alaihassalam. Selamat Hari Raya bagi pecinta Ahlul Bait Alaihimussalam. Semoga dpermudahkan semua urusan kita dan yang paling penting semoga ALLAH mempercepatkan kezuhuran Imam Zaman Alaihissalam. Selawat!!!

Saturday, March 20

Khulafa' yang Empat

Menurut ahl-Sunnah mereka adalah Khalifah yang empat yang berkedudukan sebagai Khalifah sesudah wafatnya Rasulullah SAW. Ahl -sunnah wal-Jamaah’ menganggap utamanya para Khalifah ini atas semua manusia yang lainnya kecuali Rasululloh SAW, masih sangat diragukan pada masa Pemerintahan Bani Umayah nama Imam Ali KW tidak disebut atau disebut sebagai Khulafaur Rasyidin.

Menurut sejarah tercatat bahwa Imam Ali ibn Abi Thalib KW baru dtambahkan setelah Imam Ahmad ibn Hambal menambahkannya sebagai Khalifah dan sekaligus sebagai salah satu dari Khulafaur Rasyidun dan sebelum itu beliau pernah dikutuk dari atas mimbar-mimbar dalam semua tanah daulah Islam dan disepanjang Pemerintahan Dinasti Umayyah. Supaya dapat lebih jelas lagi dalam memahami perkara ini, dan supaya kita akan merasa lebih tenteram dengan fakta yang menyedihkan ini, kita akan coba tinjau salah satu contoh dari seorang sahabat sekaligus Putra dari Umar bin Khattab.



Abdullah ibn Umar ini telah dianggap oleh ‘ahl-sunnah wal-jamaah’ sebagai seorang ahli fiqh yang terkemuka, bahkan Imam Malik menjadikannya sebagai sandaran utama yang dia bergantung kepadanya didalam bukunya Al-Muwatta. Dia [Abdullah ibn Umar ] juga menjadi sumber bagi al-Bukhari dan Muslim didalam penulisan sahih mereka masing-masing. Kesemua penyampai hadits yang lain juga tanpa sebarang pengecualian bergantung kepadanya.

Abdullah ibn Umar amat terkenal dan secara terbuka memperlihatkan kebenciannya terhadap Amirul Mukminin Ali ibn Abu Thalib AS. Sejarah menyampaikan kepada kita bahwa dia tidak memberikan sumpah setia kepada Imam Ali KW, tapi dia dengan serta merta memberikan sumpah setianya kepada orang yang terkutuk al-Hajjaj, jelas-jelas al-Hajaj itu musuh Allah dan Rasul-Nya. [1]

Abdullah ibn Umar telah mengatakan yang berikut ketika mencoba untuk menerangkan hadits dari baginda Rasul SAW ketika bersabda : ‘Para Khalifah sesudahku adalah dua belas; mereka semua dari Quraysh’: Dia berkata umat ini akan mempunyai dua belas Khalifah mereka adalah: Abu Bakr al-Siddiq, Umar al-Farooq, Utsman Dzull Noorain, Muawiyah dan anak-anaknya sebagai raja bagi tanah suci [Mekah dan Madina], al-Saffah, Salam, Mansour, Jabir, al-Mahdi, al-Ameen, Ameer al-Asab, mereka adalah dari Banu Ka’b ibn Luayy, dan mereka adalah yang benar dan terkemuka. [2]

Maka bacalah lagi fakta ini, dan bayangkan ahli fiqh yang pemahaman seperti itu, yang sangat dihormati oleh ‘ahl-sunnah wal-jamaah’ dan lihatlah bagaimana dia telah manjadikan Muawiyah dan anaknya Yazid dan begitu juga al-Saffah [panggilan yang bermakna penumpah darah] menjadi hamba-hamba Allah yang terbaik, dan dengan menambahkannya sebagai terulung! Sesungguhnya dengki dan kejahilan telah membutakan pandangannya sebagaimana iri hati dan permusuhan telah membutakan mata hatinya [3] sehingga ketahap bahwa dia tidak dapat melihat satupun kemuliaan dan kebaikkan pada Amirul Mukminin Ali KW , dan malah lebih mengutamakan Muawiyah, seorang yang tidak bermoral, dan anaknya yang tiada beragama, penjahat dan orang yang haus darah, Yazid bin Muawiyah.

Dan kini kita lihat anak Umar ibn al-Khattab [Abdullah ibn Umar] dengan dengki dan bencinya, walaupun Ali telah berkedudukan Khalifah setelah Utsman dibunuh dan sesudah menerima sumpah setia dari Muhajirun dan Ansar, tapi Abdullah bin Umar tetap enggan untuk memberi bai’at kepada Imam Ali KW dan malah mencoba sekuat tenaga membangkitkan semangat masyarakat untuk menentang beliau dan berkehendak untuk dapat menjatuhkan Beliau AS.

Abdullah ibn Umar berkhidmat kepada dinasti Umayyah dan memahkotakan keduanya (Muawiyah dan anaknya Yazid) dengan mahkota Khalifah, membuat dusta dan perubahan terhadap sunnah Rasul, mengiktiraf Khalifah al-Saffah dan al-Mansour dan kesemuanya pemerintah dari Bani Umaiyyah, mengutamakan mereka diatas Pemimpin bagi umat Muslim dan wali bagi mereka yang beriman menurut teks Quran yang suci dan juga Sunnah Rasululloh SAW.

Jadi Khulafaur Rashidun yang 4 itu dipopulerkan dizaman Imam Ahmad bin Hambal, jelas-jelas buatan manusia dan pada awalnya Imam Ali KW tidak termasuk didalamnya, semacam inillah pahaman yang menjadi pegangan Ahl-Sunnah wal Jama’ah, untuk menentukan siapa Khulafaur Rasyidin harus menunggu Ratusan Tahun, Tidakah mereka membaca al-Qur’an sehingga mereka tidak mampu melihat siapa saja Khulafaur Rasyidin menurut frame yang ditentukan oleh al-Qur’an .

Atau apakah kita harus mengucapkan selamat tinggal kepada kebenaran ?


1. Al-Hajjaj ibn yusuf al-Tsaqafi adalah seorang yang sangat terkenal dengan kecabulannya, fasik, jenayah dan tidak beriman. Al-Hakim telah mencatat dalam Al-Mustradak hal 556, jilid 3, dan Ibn Asakir telah juga mencatatnya pada halaman 69 jilid 4 dari bukunya, bahwa sebenarnya al-Hajjaj pernah berkata: ‘Ibn Mas’ud mengaku bahwa dia membaca Qur’an yang diwahyukan oleh Allah, dan Allah tidak lebih dari kotoran bagi Arab.’ Dia juga pernah mengatakan: ‘Takutlah kepada Allah sebanyak mana yang kamu mahu, karena dengan melakukannya adalah sia-sia, dan dengarlah serta taatlah kepada Amirul Mukminin Abd al-Malik ibn Marwan karena kamu akan mendapat ganjaran yang berlimpah ruah.’ Juga Ibn Aqeel mencatat pada halaman 81 dari bukunya Al-Nasaih al-Kafiya berkata bahwa al-Hajjaj berkata di Kufah ketika menanggapi mereka yang menziarahi Pusara Rasul di Madina dengan berkata: ‘Semoga mereka binasa! Mereka berkeliling pada kayu dan jasad yang hancur; mengapa mereka tidak berkeliling pada istana Amirul Mukminin Abd al-Malik? Tidakkah mereka ketahui bahwa pengganti seseorang adalah lebih baik dari pengkhabarannya?’

2. Ini telah dinyatakan pada oleh al-Suyuti Tarikh al-Khulafa, halaman 140 Kanzul-Umal jilid 6 hal 67, dan juga didalam buku sejarah Ibn Asakir dan adz-Dhahabi.

3. Bacalah dan jangan lupakan pernyataan Baginda Rasul dalam al-Bukhari wa Muslim yang berbunyi: ‘Mencintai Ali ibn Abu Thalib adalah pertanda iman, dan membencinya adalah pertanda munafik,’ dan para munafik semasa zaman Rasul SAW dikenali dengan kebencianya terhadap Ali [as]

Fikirkanlah wahai kaum yang berakal...(yg tiada kemampuan membaca sumber primer, sila dapatkan tunjuk ajar dari sesiapa yg tahu bukan mentaqlid buta semata-mata)